Banyak siswa cenderung memilih belajar secara mandiri karena merasa lebih fokus dan tenang. Namun, bukti empiris dan pengalaman praktis menunjukkan bahwa bertukar informasi secara aktif antar siswa jauh lebih unggul dan memberikan hasil belajar yang lebih mendalam serta berkelanjutan. Konsep utama di balik efektivitas ini adalah Sinergi Belajar, yaitu sebuah proses kolaboratif di mana hasil kolektif (kelompok) lebih besar dan lebih kaya daripada jumlah hasil individu. Ketika siswa berinteraksi, mereka tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga mengekspresikan pemahaman mereka dengan cara yang berbeda, mengidentifikasi celah dalam pengetahuan rekan mereka, dan secara kolektif membangun kerangka pemahaman yang lebih kuat dan tahan lama.
Salah satu keunggulan utama dari Sinergi Belajar adalah terjadinya diversitas sudut pandang. Ketika belajar sendiri, siswa cenderung terpaku pada interpretasi dan metode pemecahan masalah yang sama. Sebaliknya, dalam kelompok, seorang siswa mungkin menemukan cara penyelesaian yang lebih efisien dari temannya. Contohnya, dalam mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 7 Unggul, sekelompok siswa kelas IX diberi tugas untuk memecahkan soal aljabar kompleks pada hari Senin, 17 Juni 2024. Siswa A menggunakan metode substitusi yang memakan waktu 15 menit. Namun, siswa B menunjukkan metode eliminasi cepat yang hanya membutuhkan 5 menit, sebuah pemecahan yang tidak pernah terpikirkan oleh siswa A. Pertukaran ini, yang dipimpin oleh Guru Pembina Matematika, Bapak Rahmat Hidayat, M.Pd., menunjukkan bagaimana kelompok secara instan dapat meningkatkan efisiensi belajar.
Selain peningkatan pemahaman kognitif, Sinergi Belajar juga mengasah keterampilan sosial yang vital. Diskusi kelompok menuntut siswa untuk berlatih komunikasi yang efektif, negosiasi ide, dan penyelesaian konflik. Keterampilan ini tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca buku. Misalnya, dalam sebuah proyek ilmiah di mana tim harus membuat laporan hasil eksperimen, terjadi ketidaksepakatan mengenai format penyajian data. Anggota tim akhirnya harus bernegosiasi untuk mencapai format kompromi yang disepakati bersama. Proses ini diawasi oleh Asisten Laboratorium, Sdri. Tiara Dewi, yang bertugas dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB setiap hari kerja. Keputusan akhir, yang dicapai pada hari Jumat, 21 Juni 2024, pukul 10.30 WIB, di ruang Lab Biologi, adalah bukti bahwa hasil kolektif tidak hanya bergantung pada kecerdasan individu, tetapi juga pada kemampuan mereka untuk bekerja sama dan mengintegrasikan perbedaan.
Pada akhirnya, Sinergi Belajar menciptakan peer teaching, di mana siswa yang lebih mahir memperkuat pemahaman mereka sendiri saat mengajar, sementara siswa yang kesulitan mendapatkan penjelasan dengan bahasa yang lebih santai dan relatable dari teman sebaya mereka, mengurangi tekanan dan hambatan psikologis. Dengan demikian, belajar dalam kelompok bukanlah sekadar belajar bersama, tetapi merupakan strategi pembelajaran yang optimal untuk memaksimalkan potensi akademik dan sosial setiap individu.